Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Sebuah ilmu adalah bekal hidup kita untuk mencapai kesuksesan. Ilmu tersebut akan dibawa dan terbawa dimanapun kita berada. Ilmu tidak hanya pelajaran (akademik) saja, tetapi juga non-akademik seperti pengetahuan umum yang tidak dipelajari di jenjang pendidikan seperti sekolah, kuliah. Semakin banyak ilmu yang kita punya, semakin banyak teman-teman kita yang belajar dengan kita. Olahraga pun juga disebut ilmu, misalkan Sea Games yang diadakan di Indonesia saat ini.
Tentu saja untuk meraih sebuah ilmu membutuhkan suatu kecanggihan atau teknologi. Dengan teknologi yang canggih, akan mempermudah kita untuk semakin cepat meraih ilmu yang kita ingin dalami. Saya beri contoh yang paling sering kita perhatikan: Handphone. Zaman dahulu kala sangat susah untuk berkomunikasi dengan teman kita yang dekat maupun jauh. Masih mengirim pesan dengan surat melalui pos.
Sekarang zaman sudah berbeda. Mengirim sms bisa melalui handphone, bahkan melalui computer dengan adanya program dan standar koneksi internet saja sudah bisa mengirim sms. Dari cerita disini terbukti bahwa kecanggihan teknologi sangat memudahkan kita. Untuk memperdalam kecanggihan teknologi tentunya kita juga harus belajar untuk memahaminya.
Sayangnya kemiskinan juga masih banyak di sekitar kita. Tidak mampu untuk membeli kebutuhan utama seperti makanan, pakaian, pendidikan dan kesehatan. Permasalahan dalam keuangan dan pendidikan adalah faktor utama dari timbulnya kemiskinan. Uang adalah segalanya. Dengan uang, kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan. Begitu juga dengan meraih ilmu. Hidup itu keras, zaman sekarang orang yang punya segalanya, dialah yang berkuasa. Kecanggihan ilmu teknologi tidak / bahkan jarang masuk ke ruang lingkup kemiskinan disebabkan karena keterbatasan finansial dan pendidikan. Seharusnya pemerintah melakukan pergerakan untuk mengurangi kemiskinan ini dan harus memikirkan dan mengutamakan kepentingan kesejahteraan rakyat, jangan hanya ingin berkomunikasi atau berjabat tangan dengan yang sederajat saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar